Posted in

Mesin Pengolah Sampah Pirolisis di Bukittinggi Diperhitungkan Tidak Berperan Maksimal

Bukittinggi, – Sesudah dipastikan sah beroperasinya mesin pemrosesan sampah mekanisme pirolisis di DLH Bukittinggi semenjak 1 Mei 2025, tetapi berapakah besaran ongkos operasional angkut sampah didesak ke TPA Kota Padang tidak dikenali.

“Saya tidak paham pengurangan ongkos bawa sampah ke TPA dengan sudah dioperasionalkan alat itu,” kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bukittinggi, Emilia Gusti dijumpai di kantornya, Kamis (17/7/2025).

Selainnya akui tidak paham ongkos angkut sampah sukses dihemat atas menyusutnya sampah Bukittinggi dibawa ke TPA Kota Padang, dia menjelaskan, tidak ketahui bujet dana dihabiskan untuk ongkos operasional mesin.

“Maaf saya tidak paham, baiknya langsung bertanya ke Pak Kadis. Lebih detil semua, sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup, ya,” katanya .

Dalam pada itu, Kepala DLH Kota Bukittinggi, Aldiasnur berkesan susah untuk dijumpai. Saat reporter media ini sudah ada di kantornya, yang berkaitan terlihat cepat-cepat pergi dengan mobil dinasnya.

Sekadar mengingati, negara mempunyai potensi alami rugi sekitaran Rp10,4 miliar, bila mesin pemrosesan sampah mekanisme pirolisis yang ada di DLH Bukittinggi, tidak berperan dengan optimal.

Anggapan ini berkaitan saat sah dioperasionalkan mesin pemrosesan sampah mekanisme pirolisis semenjak 1 Mei 2025, di mana rupanya kerja mesin belum seperti yang diharap.

Kabid Pemrosesan Sampah DLH Bukittinggi, Asrar Fernando saat dijumpai di lokasi Tempat Pemrosesan Sampah Terintegrasi (TPST), Kamis tanggal 17 Juni 2025, berkata, mesin telah sekitaran 2 bulan ini sah bekerja.

“Telah 2 bulan lama waktunya sah bekerja. Semenjak tanggal 1 Mei 2025 disahkan beroperasinya,” tutur Asrar.

Mesin yang digadangkan bisa memproses sampah sekitaran 40 ton setiap hari dari keseluruhan sampah yang dibuat Bukittinggi berkisaran 100 sampai 120 ton setiap hari itu, Asrar berkata, performa mesin belum maksimal.

“Operasional belum maksimal yang karena personalisasi perlengkapan sesuaikan karakter sampah kota Bukittinggi,” tegas Asrar.

Dengan belum maksimal itu, maknanya sasaran sampah apa sudah sanggup memproses 40 ton sampah setiap hari, Asrar tidak dapat memberi keterangan, termasuk berapakah efisiensi dana sukses didesak dalam pendanaan operasional sampah dibawa ke TPA.

Asrar memiliki pendapat mesin telah bekerja semenjak 1 Mei 2025, dan pascaberoperasi dengan cara resmi itu baru bertemu persoalan di mesin.

Kata Asrar kembali, karena masih saat perawatan, faksi relasi dapat disuruh untuk mengustomisasi (saat perawatan dalam project dapat dirundingkan dan disamakan-red).

Sebutkan Asrar kembali, satu diantara contoh relasi sudah membenahi pada speed (kecepatan dalam pegerakan sampah,red), termasuk sudah menukar outosorter (mesin pembatas sampah,red).

Mesin pemrosesan sampah mekanisme pirolisis sudah dioperasionalkan baru diketahui ada persoalan di mesin, Asrar berbicara tidak berarti ditanyakan rencana yang tidak benar.

“Jangan ditanyakan rencananya yang tidak benar. Karena saat PU beli pasti sama sesuai fitur yang terdapat. Spesifikasi yang terdapat itu ya memang itu,” ucapnya.

Dikatakan Asrar jika pada alat screw conveyor (alat berperan mengalihkan material dari 1 tempat ke lain tempat,red) dibutuhkan putaran dua arah, yang sekarang ini screw conveyor cuman satu arah.

Untuk dipahami, penyediaan alat itu asal dari dana Kontribusi Keuangan Khusus (BKK) Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat (Sumbar) sejumlah Rp11 miliar.

Pemakaian dana salah satunya untuk penyediaan tempat sekitaran Rp123 juta, pembangunan gedung pengolah sampah Rp2,8 miliar, untuk alat/mesin pengolah sampah Rp7,4 miliar dan Rp99 juta untuk pemantauan.

Faksi supplier sudah memberi agunan atau surat garansi mesin sepanjang satu tahun dari PT Indopower International. Tetapi, bila mesin tidak berperan akan mempunyai potensi bikin rugi negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *