Bukittinggi – Kuda pejantan Fort de Kock punya Pemerintah kota Bukittinggi Sumatera Barat yang mati mempunyai turunan kuda-kuda yang memiliki prestasi di gelaran picuan kuda atau tempat kecakapan kuda di Sumatera bahkan juga pada tingkat nasional.
“Fort De Kock banyak mengharumkan nama Kota Bukittinggi dengan prestasi hebat dari turunannya sejauh ini,” kata bekas Wali Kota Bukittinggi Djufri di Bukittinggi.
Djufri ialah wali kota yang beli kuda Fort de Kock di tahun 2008 dan menjadi asset Pemerintah kota Bukittinggi. Waktu itu kuda yang dari Australia itu dibeli sebesar Rp800 juta.
Kuda itu menjadi pejantan dan banyak turunkan kuda favorit. Fort De Kock mati Kamis (10/7/2025) sekitaran jam 11.30 WIB, umurnya telah 19 tahun.
Kuda dengan tinggi 170 mtr. itu sejauh ini menjadi kebanggaan Kota Bukittinggi di gelaran balapan kuda. Tidaklah aneh jika Djufri menjadi salah seorang yang kehilangan. Bahkan juga dia meluangkan diri menyaksikan kuda itu yang telah terbaring kaku di Kantor Dinas Pertanian Kota Bukittinggi.
“Pasti saya bersedih dan saya yakin semua pencinta kuda picu di Bukittinggi rasakan hal sama,” ucapnya.
Kota Bukittinggi sekarang ini tetap menjadi satu diantara wilayah di Indonesia yang konsisten di pembimbingan olahraga naik kuda, bahkan juga mempunyai moment picuan kuda yang teratur diadakan.